Puisiku dimuat di Majalah Media Juni 2015: Seribu Pena Berbicara

IMG_20150820_194822

Seribu Pena Berbicara adalah puisi pertamaku yang dimuat di media massa. Seneng banget waktu itu. Ceritanya sih begini, waktu itu semua orang lagi sibuk, soalnya ada class meeting. Habis ujian soalnya. Eeh.. tiba-tiba aku dipanggil ke kantor TU. Tadinya sih gak tau apa-apa. Ternyataaaa… jeng jeng jeng! Keluar dari pintu, aku sudah pegang wesel. 50 ribu lagi… huehehe. Lumayan lah untuk makhluk sekolahan kayak aku. Sampai di rumah aku langsung tunjukin ke ortu. Ortu sih ekspresinya biasa aja. Soalnya mereka gak terlalu peduli hal kecil kaya gitu.

Awalnya aku lihat puisi teman sekelasku yang dimuat di majalah itu, berturut-turut lagi. Dalam hati aku merasa iri. Kalau dia bisa kenapa aku nggak? Jadi aku tertarik buat nulis. Setelah itu, aku jadi tertarik untuk mengikuti ekstra kurikuler KIR yang diikuti temanku tadi itu. Walaupun tidak banyak menyita perhatian siswa waktu demo ekskul di MOPDB, tapi menurutku KIR itu yang paling banyak prestasinya.

Kenapa ya KIR itu kesan awalnya membosankan? Kesannya itu selalu membuat KTI, membuat laporan, membuat apapun yang kesannya ilmiah dan kebahasaan mulu gitu. Apa karena namanya? Entahlah. Tapi syukurlah sekarang aku sudah jadi anak KIR. Dan semoga aku bisa mencetak prestasi di sana.

Oh ya ini dia puisiku yang dua bulan lalu dimuat di majalah media. Karena masih amatir jadi belum tahu mana yang benar, mana yang salah.

Seribu Pena Berbicara

Oleh: Brigita Safa’atin Nayuga

Mentari masih suci

Riuh rendah burung bernyanyi

Decit kayuhan sepeda tua

Mengiringi perjalananmu

Melangkah menuju pengabdian

Demi mendidik anak negeri

Sedetikpun tak kau abaikan

Demi masa depan yang gemilang

Seribu pena berbicara

Menjadi saksi bisu pengorbananmu

Menjalankan amanat suci

Mewujudkan cita-cita kami

Kami menunggumu …

Menunggu untuk setetes ilmu

Yang kelak akan menjadi lautan inspirasi

Melampaui gunung tertinggi

Membangun negeri dengan semangat demokrasi

Mengubah dunia antah brantah

Menuju modernisasi yang kaya akan teknologi

Makmur, sejahtera dan sentosa

Kobarkan semangatmu, mari meraih asa

Wahai pahlawan tanpa tanda jasa.

Tinggalkan komentar